rasa di dada

rasa di dada
chelistyo

imajinasimu

Minggu, 26 Februari 2012

Sang Legendaris Gesang

Tak banyak penyanyi atau pemusik Indonesia yang mampu menjadi legenda di masyarakat. Satu dari sedikit itu ialah maestro keroncong asal Solo, Jawa Tengah, bernama Gesang Martohartono, pencipta Bengawan Solo.

Sebuah lagu keroncong yang menyeberangi lautan. Lagu yang sangat digemari di Jepang. Lagu merupakan bahasa umum yang melintasi dunia. Lagu yang telah menjembati pertukaran kebudayaan pada akar rumput antara Jepang dan Indonesia. Tak banyak pula dari penyanyi atau pemusik Indonesia yang mampu bertahan hingga usia 85 tahun. Gesang bahkan telah membuktikan bahwa dalam usianya yang ke-85 tahun masih mampu merekam suaranya.

Menyebut kekaguman terhadap Gesang sebagai sebuah legenda.

Bukan hanya masyarakat Jepang yang mengagumi Gesang. Nama Gesang dengan Bengawan Solo-nya juga cukup dikenal pula di daratan Tiongkok. Dalam kaitannya dengan itu, ia menyebut jasa Bung Karno yang pada masa lalu sering membawa misi kesenian ke RRC, Vietnam, dan negara Asia Tenggara yang lain.

Berikut petikan syair lagu Bengawan Solo

Bengawan Solo, riwayatmu ini

Sedari dulu jadi perhatian insani

Musim kemarau, tak seberapa airmu

Di musim hujan air meluap sampai jauh

Mata airmu dari Solo

Terkurung gunung seribu

Air mengalir sampai jauh

Akhirnya ke laut

Itu perahu, riwayatmu dulu

Kaum pedagang s’lalu naik itu perahu

Lagu Bengawan Solo yang berlanggam keroncong itu sangat terkenal di Jepang. Orang Jepang langsung tahu bila kita menyebut “Bengawan Solo” karena sudah sejak lama mereka kenal. Terutama bagi mereka yang sudah berusia lanjut, mendengar lagu ini menimbulkan perasaan nostalgia.

Demikianlah, melalui Bengawan Solo yang digubah oleh Gesang, telah tumbuh pertukaran yang bersejarah antarrakyat Jepang dan Indonesia.

Lagu Bengawan Solo masuk ke Jepang untuk pertama kali sekitar setengah abad yang lalu di kala masa perang. Pada waktu tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, lagu itulah yang terdengar dari radio secara luas di kalangan serdadu Jepang serta orang-orang yang berada di Indonesia.

Seusai perang, berkat para tentara Jepang dan orang-orang perusahaan dagang Jepang yang pulang kembali ke negerinya, lagu tersebut kerap terpelihara eksistensinya. Bahkan lagu Bengawan Solo dengan syair dalam bahasa Jepang menjadi sangat populer. Konon orang-orang di Jawa yang mendengar lagu itu merasakan ketenangan hati serta nostalgia, mengingatkan mereka akan masa mudanya karena melodi lagu serupa dengan lagu rakyat Jepang.

Melalui Gesang dan musik keroncong, orang menjadi sadar bahwa musik adalah sesuatu yang mutlak perlu bagi persahabatan dan perdamaian dunia.

Lebih-lebih lagi, berkat kerendahan hati Pak Gesang, kepribadiannya telah membawa keakraban dan kehangatan bagi orang Jepang. Berkat kunjungannya ke Jepang, keroncong telah mengalami boom secara diam-diam.

Lagu merupakan bahasa umum yang melintasi dunia. Lagu Bengawan Solo, yang melintasi batas negara dan memperkaya hati manusia, telah menjembatani pertukaran kebudayaan pada akar rumput antara Jepang dan Indonesia.

sumber informasi

Jumat, 10 Februari 2012

Friendship Never Ends

Sabtu 28 Februari 2009 kemarin.. Putra Pertiwi School menyelenggarakan Putra Pertiwi Preformance.

Lansekap panggung, gambarkan betapa tema "Friendship Never Ends" nyata mem-Bumi.
Lansekap panggung, gambarkan betapa tema "Friendship Never Ends" nyata mem-Bumi.

Temanya: “Friendship Never Ends“. 
Tema yang nyata sudah diterapkan sehari-hari di Sekolah dimaksud, dari tingkat Play Group hingga tingkat SMP.. sejauh pengamatan saya pribadi sedari pertama datang amati kondisi & situasi Sekolah, sebelum memutuskan memilih & mendaftarkan Sekolah bagi Buah Hati kami Devondha, sebelum kami berangkat ke Surabaya, jalani kepindahan sementara lantaran pindah tugas sementaranya sang Suami ke sana, akhir 2007 lalu.
Setelah berada di dalamnya, menjadi bagian dari Sekolah, semakin kaya Sekolah tersebut di mata Hati & benak saya. Hal yang juga dirasakan sama oleh semua Orang Tua murid yang saya temui di kantin, di halaman parkir, di dalam rapat Orang Tua Murid, termasuk dalam rapat internal Parent Teacher Association (PTA).
[Andai pun ada satu dua keluhan, masih di batas kewajaran. Sejauh yang saya ketahui,  akan langsung ditindaklanjuti pihak Sekolah, Managemen, maupun Yayasan, tergantung bidang permasalahannya. Kebetulan saya sendiri sedang diberi amanah sebagai koordinator PTA  tingkat Play Group & Kindergarten Class di tingkat Pusat, bersama SD & SMP. Yang karenanya menjadi lebih mengenal dekat dan sedikit lebih paham.]
Putra Pertiwi School. Sekolah, di mana Bocah-Bocah Play Group & Kindergarten Class aman (permisi) melintas di tengah lapangan yang sedang digunakan bermain sepak bola oleh sebagian Siswa SD, maupun saat Siswa SMP sedang asik bermain basket, di lain waktu. Tanpa komando, sang Kakak selalu akan langsung hentikan permainannya, begitu melihat ada Adik-nya yang mendekat, hendak lewati arena, menuju lokasi bermain berpagar, yang letaknya di seberang area lapangan tempat mereka bermain bola dimaksud. Dengan sigap, mereka spontan membimbing para Adik.. tanpa disuruh.. persis tampilan ideal bagaimana sang Kakak mendampingi sang Adik Kandung, penuh Kasih & Sayang.
Devondha..“, “..morning, Tante..“, dua sapaan manis spontan mereka (sambil bergegas meraih tangan saya.. menempelkannya di dahi mereka andai posisi mereka dekat dengan saya), setiap mereka berpapasan dengan saya yang sedang tergopoh-gopoh tanpa menoleh menuntun sang Buah Hati ke lapangan khusus grade-nya, tiap pagi..
Sebuah keramahan yang jarang di era sekarang. Terlebih di lingkungan Megapolitan Jakarta. Sungguh mampu getarkan hati saya, sejak pertama dulu. Begitu menyejukkan sukma.
Saya yakini itu, sebab bukan baru sekali saja saya, karena sesuatu dan lain hal bertandang ke satu dua Sekolah yang lain di Wilayah Jakarta dan sekitarnya.. dapati keramahan & kesejukan menjadi hal yang MAHAL. Para Siswa.. sang Cikal Negeri umumnya bersikap acuh tak acuh terhadap kami yang sedang bertamu ke Sekolah. Antar Siswa pun terlihat saling tidak ramah.. kecuali terhadap rekan sekelompoknya sendiri..
Meski begitu, saya pun tahu.. masih ada banyak Sekolah lain yang bisa dicontoh kerukunan, keramahan,  & kesejukannya, selain Putra Pertiwi School. [Benar, Bapak Guru Wijaya Kusumah-Labs?]
Atas kondisi kondusif internal Sekolah yang nyata diterapkan, para Siswa pun merasa sungguh berharga & diterima.. yang pada gilirannya dapat berkembang optimal di setiap keunikannya.
Masih terngiang di telinga saya, catatan prestasi & penghargaan berstandard jelas bagi para Siswa, baik di tingkat Jabodetabek maupun Nasional yang berhasil di raih, dalam 1 bulan terakhir. Juara I lomba Design Poster, juara I Story Telling, juara I & III Reading News.. seperti yang diutarakan sang Ibu Direktur SD saat membuka Acara, kemarin. Membanggakan. Belum lagi prestasi-prestasi lain di beragam bidang yang rutin diraih, di bulan-bulan sebelumnya.
Tiba-tiba melintas di benak.. kisah menggelikan hati saya, ketika beberapa Bunda “mengeluh” ke saya lantaran : ..
- sang Buah Hati tetap ngotot berangkat ke kelas Play Group-nya, di hari Sabtu & Minggu.. hari libur Sekolah. [..padahal di hari awal sekolah dulu menangis keras minta pulang..]
- sang Buah Hati berkeras tetap berangkat ke Sekolah, meski sedang demam di awal terjangkit Influenza..
- sang Buah Hati tidak mau cepat pulang. Meski sang Bunda telah letih menanti dirinya, yang masih saja asik belajar & bermain di ruang Kindergarten A, kelasnya.. bersama satu dua teman, usai habis jam belajar formalnya.
- sang Buah Hati bergegas minta segera diantarkan ke Sekolah pada jam 11.. meski jadual kesepakatan berkumpul di Sekolah untuk acara Out Bond “OSIS” SD ke Puncak-nya baru akan dimulai pada jam 1 siang. Setibanya di Sekolah, sang Buah Hati asik bercengkerama dengan rekan-rekannya yang juga sudah hadir, sementara sang Bunda cemberut, meski sejujurnya ikut senang..
- sang Buah Hati menangis di pelukan Bunda-nya, lantaran lupa.. hari itu ada tambahan pelajaran. Menyesal, tidak membawa buku pelajaran dimaksud.
Juga,
suatu hari, di ruang meeting internal antar Penanggung jawab Yayasan, Managemen, para Direktur, dan PTA Pusat..  sang Kepala Sekolah terbata-bata utarakan keterbatasan ini itu satu dua Siswa ke forum.. gambarkan betapa seluruh diri para Guru sungguh menyatu dengan prosesi internal para Siswa, satu demi satu.
Di forum formal itu, kami, para perwakilan Orang Tua dalam PTA pun bisa merasakan energi indahnya. Kami sama-sama menitikkan air mata.
..plus segudang kisah lain, menyejukkan hati saya.
Betapa di hari ini masih ada kondisi aman & menentramkan bagi geliat kuat tumbuh kembang Putera/i kita.. sang Cikal Penerus Bangsa ini.

Para Siswa mengawali Acara, menyambut kehadiran Hadirin, dengan drumband..
Para Siswa mengawali Acara, menyambut kehadiran Hadirin, dengan drumband..


..Kindergarten A menyambut Hadirin, dengan tari Jamuran..
..Kindergarten A menyambut Hadirin, dengan tari Jamuran..


imgp5966
..Kindergarten B.. Modern Dances.


..para siswa SD, di sela Drama "Sherina PP School version"..
..para siswa SD, di sela Drama "Sherina PP School version"..



..siswa SMP tunjukkan salah satu kebisaan mereka.. Ciatt..!!
..siswa SMP tunjukkan salah satu kebisaan mereka.. Ciatt..!!


..Devondha & his best friends.. Kindergarten A.. usai pentas tampilkan "Butterfly dances", di sela "Sherina Drama"..
..Devondha & his best friends.. Kindergarten A.. usai pentas tampilkan "Butterfly dances", di sela "Sherina Drama"..


.."Friendship Never Ends"
.."Friendship Never Ends"



.."Friendship Never Ends", too..
.."Friendship Never Ends", too..



..deret boneka di salah satu Ruang di Kindergarten Class A.. beragam warna, berjejer rapi, sejajar. Sama berharganya. Seperti setiap Insan unik sama derajatnya, sama berharganya..
..deret boneka di salah satu Ruang di Kindergarten Class A.. beragam warna, berjejer rapi, sejajar. Sama berharganya. Seperti setiap Insan unik sama derajatnya, sama berharganya..


Ini, sebagian kecil dari deret acara yang digelar di lapangan tengah Sekolah.. lokasi (biasanya) sang Kakak Kelas hentikan segera permainan bolanya, bergegas menggandeng lengan kecil sang Adik Kelas,  membimbingnya perlahan ke Play Ground-nya, di seberang Lapangan.
..berderet acara demi acara yang dipersembahkan olah SELURUH Siswa tanpa kecuali.. sekelompok demi sekelompok sesuai tema.. dari jam 8:30 pagi.. hingga sekitar jam 15:00 siang, kemarin.. diselingi pembagian door price & tampilan salah satu guest star dari luar Sekolah.
Berikut ini puisi by J. Caesarian Musa & Nadia Coglitore, dua dari antara Siswa/i SMP Putra Pertiwi:
FRIENDSHIP NEVER ENDS
You’re a true friend, that I want you to know, our love for each other, has helped us to grow. We’ve been through some tough times, but we’ve made it through, the only one I ever trusted was you.
You helped me through anger.. You’ve chased away fears.. You held me through sadness, and kissed away tears.
You stayed by my side.. when the world turned away. You helped me see joy.. when the skies were all gray..
You were the rainbow.. at the end the storm. You held my hand, when you knew we would fall every heartache. You saw me through it all.
I’m not sure, I’m always the best friend to you. I know I’m not perfect.. But this much is true.
When life gets you down.. and there’s nowhere to turn.. I’ll help you through and I’ll share your concern.
I’ll try my best to return every favor.. when you’re sure that you’ll drown. Then I’ll be your lifesaver, even if we both go down.
When we sink or swim.. doesn’t matter at all.. Just know that I’ll be there whenever you call.
I’ll be the sun when there’s lightning and thunder.
And when it’s all over.. and we’ve fought every war.. there’s one thing I promise.. of this I sure.. when the time comes. That we’re put to our rest.. Be sure that you know that. My friend, you’re the best.
And if there is heaven, then I know you’ll be there. That if you die first.. then you’ll hear every prayer.. and soon I’ll join you. But just know until then.. that I’ll miss you each day.. ’til I see you again.
At the end of the tunnel.. You’ll be my guiding light.. You’ll lead me to heaven.. away from the night.
We’ll be there together.. and we’ll never grow old.. and we’ll walk hand in hand.. on the streets paved of gold. Our friendship never ends.
INDAH. Menyejukkan sukma.
Andai saja itu sungguh membumi di semua Insan di Bumi.. betapa DAMAI-lah sang Bumi..
Bagaimana menurutmu, Sahabat?

sumber;  http://edukasi.kompasiana.com/2009/03/01/friendship-never-ends/

Entri Populer