rasa di dada

rasa di dada
chelistyo

imajinasimu

Selasa, 26 Februari 2013

Raffles And The History of Java



Raffles, Lieutenant Governor of Java 1811-1816

Raffles lahir dari keluarga juru masak kapal pada 6 Juli 1781 di lepas pantai Jamaika dekat Port Morant. Pada tahun 1795 sahabat ayahnya memberikan pekerjaan sebagai juru tulis di sebuah perusahaan Hindia Timur. Ia dikenal sebagai pemuda yang tekun dan rajin belajar. Berkat keuletan dan kemauannya yang keras, ia kemudian dipromosikan menjadi Asisten Sekretaris di perusahaan yang sama untuk wilayah Kepulauan Melayu.
Raffles disertakan dalam rombongan ekspedisi ke Jawa sebagai Letnan Gubernur di bawah perintah Gubernur Jenderal (di India) Sir Gilbert Elliot Murray atau yang lebih dikenal dengan nama Lord Minto dari tahun 1811. Lord Minto sendiri menyukai Raffles karena kecerdikan, ketrampilan dan kemampuannya berbahasa Melayu.
Tidak lama setelah tiba di Tanah Jawa, pasca Perancis menguasai Kerajaan Belanda, Raffles mengatur ekspedisi militer melawan Belanda di Jawa. Penyerbuan militer itu dipimpin oleh Admiral Robert Stopford, Jenderal Wetherall dan Kolonel Gillespie. Setelah itu dia mengatur berbagai ekspedisi kecil guna menaklukan sejumlah pangeran local sekaligus mengambil alih Pulau Bangka untuk menjamin kekuasaan Inggris di Pulau itu.
Ia menjadi Letnan Gubernur yang cukup singkat di Pulau Jawa yaitu dari tahun 1811 hingga tahun 1816, namun demikian Raffles melakukan beberapa perubahan administratif yang cukup signifkan terhadap sistem administrasi pemerintah colonial Belanda yaitu :
(1) Mengganti Sistem Tanam Paksa (Cultuur stelsel)
Sistem Tanam Paksa oleh Raffles digantikan dengan sistem “landrente” atau pajak bumi yang dilaksanakan berdasarkan hukum adat di Jawa. Prinsip yang digunakan sebagaimana prinsip India yaitu bahwa semua tanah milik negara dan rakyat sebagai penggarap/pemakai tanah wajib membayar sewa.
(2) Sistem Berkendara
Raffles mengubah sistem berkendara di koloni Belanda menjadi sistem berkendara di Inggris, yaitu memakai jalur kiri yang dipakai hingga sekarang.
(3) Pembagian Teritori Tanah Jawa
Ia membagi Tanah Jawa menjadi 16 karesidenan, serta mengurangi jabatan bupati yang berkuasa. Kesultanan Banten dihapuskan, kedaulatan Kesultanan Cirebon diserahkan kedaulatannya kepada colonial Inggris. Tetapi Sri Sultan Hamengkubuwono II sebagai Raja Kesultanan Jogja menentang pembagian teritori ini dan kemudian ia diasingkan oleh Raffles ke Pulau Pinang.
Patih Natakusuma yang juga saudara kandung sultan, karena membantu Raffles dan tentara Inggris melawan Hemengkubuwono II, maka ia mendapatkan hadiah daerah merdeka dengan 4.000 cacah dan dianugerahi gelar Pakualaman I (1813- 1829).
(4) Mengambil Alih Hak Monopoli Garam
Raffles mengambil alih hak monopoli pembuatan dan penjualan garam dari orang-orang Tionghoa. Ternyata setelah bisnis garam diambil alih pemerintah, harganya menjadi lebih murah dan dengan kualitas yang lebih baik.
(5) Menghapus Perbudakan
Caranya dengan membebankan pajak kepada setiap pemilik budak. Dilarang pula pengiriman budak-budak baru ke Jawa. Polisi pun dilarang menangkap budak atas permintaan pemiliknya. Cara ini perlahan tapi pasti, membuat perbudakkan terhapus.
Ia juga melarang pertunjukkan kekerasan sebagaimana yang sering dipertontonkan di Vorstenlanden. Disana, sudah menjadi hiburan untuk melihat para terhukum diadu dengan macan.
Disamping mengganti sistem administrasi kolonial Belanda, dia juga menyelidiki flora dan fauna Indonesia, meneliti peninggalan-peninggalan kuno seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan, Sastra Jawa serta banyak hal lainnya. Ia belajar sendiri bahasa Melayu dan meneliti dokumen-dokumen sejarah Melayu yang mengilhami pencariannya akan Borobudur. Hasil penelitiannya di pulau Jawa ia tuliskan pada sebuah buku berjudulkan History of Java, yang menceritakan mengenai sejarah pulau Jawa. Dalam melakukan penelitiannya, Raffles dibantu oleh asistennya yaitu James Crawfurd dan Kolonel Colin Mackenzie.
Pada tanggal 13 Agustus 1814, Konvensi London diberlakukan, yaitu memuat bahwa semua wilayah yang pernah dikuasai Belanda dikembalikan kepada pihak Inggris. Konvensi tersebut tidak berlaku atas Bangka, Belitung dan Bengkulu yang diterima Inggris dari Sultan Najamuddin (Palembang).
Penyerahan Hindia Belanda dilakukan pada tanggal 19 Agustus 1916 kepada pihak Belanda yang diwakili oleh Kolonel G.P.J. Elout, Buyskes dan van der Capellan. Setelah itu Raffles kembali ke Inggris dan pada tahun 1918 oleh Pemerintah Inggris ia dipromosikan menjadi Gubernur Bengkulu (Bencoolen).
Setahun sebelum meninggalkan Jawa, ia mencatat jumlah penduduk Pulau Jawa pada tahun 1815 adalah 4.615.270 jiwa.
Pustaka :
(1) Thomas Stamford Raffles (dalam “The History of Java”). Syafruddin Azhar. Penerbit Narasi. 2008.
(2) Peperangan Kerajaan di Nusantara. Suyono. Grasindo. 2003.

Entri Populer